Advertisement

Promo November

Sistem Informasi Pendataan Industri Halal Diaplikasikan pada Januari 2024

Newswire
Jum'at, 29 Desember 2023 - 10:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Sistem Informasi Pendataan Industri Halal Diaplikasikan pada Januari 2024 Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang (tengah) saat menghadiri temu media akhir tahun di Hyatt Regency, Bali, Kamis (28/12/2023). ANTARA - Maria Cicilia Galuh

Advertisement

Harianjogja.com, BALI— Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana mulai mengoperasikan sistem informasi pendataan industri halal atau yang disingkat dengan Saliha pada Januari 2024.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan pihaknya terus mengembangkan dan memperkuat layanan dukungan untuk sertifikasi halal gratis bagi pelaku industri. "Kami siapkan sistem informasi pendataan industri halal atau yang disingkat Saliha, yang rencananya akan kita launch early next year pada tahun 2024, Januari," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang saat berbincang di Bali, Kamis (28/12) malam.

Advertisement

Agus menjelaskan, aplikasi Saliha ini merupakan syarat utama untuk pengajuan sertifikasi halal gratis di Lembaga Pemeriksa Halal Kementerian Perindustrian.

BACA JUGA: MUI Minta Seluruh Usaha Kuliner DIY Wajib Tersertifikasi Halal

Saliha merupakan Sistem Informasi Pendataan Industri Halal yang dibangun oleh Kemenperin, guna memudahkan pendataan dan seleksi bantuan Sertifikasi Industri Halal pada 2023.

Kemenperin memberikan perhatian khusus pada industri halal. Menurut Agus, sektor ini memiliki potensi yang sangat besar baik di Indonesia maupun dunia.

Dalam laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) terbaru pada Selasa (26/12), peringkat Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking 2022 berada pada posisi ketiga atau naik satu peringkat dari tahun sebelumnya yang berada di posisi empat.

Indikator tersebut, dinilai Agus sebagai sebuah dorongan untuk terus mengembangkan produk-produk halal seperti makanan dan minuman halal, kosmetik, farmasi dan fesyen.

Agus menyebut impor negara-negara yang tergabung dalam OKI (Organisasi Kerjasama Islam) di sektor makanan dan minuman halal mencapai 265,1 dolar AS pada 2022. Diperkirakan nilai ini akan terus bertambah dalam dua tahun ke depan menjadi 368,3 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Raih Sertifikat Halal, Lawson Makin Mantap Sediakan Produk Berkualitas dan Halal

"Oleh sebab itu, kita terus-menerus mendorong pertumbuhan dari produk-produk halal yang ada di Indonesia untuk bisa melayani market global dan juga market domestik," kata Agus.

Agus berharap produk-produk tekstil seperti mukena dan kerudung dapat dihasilkan oleh Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

"Sayang sekali kalau kita tidak isi sendiri produk-produk yang dibutuhkan oleh konsumen kita, oleh market halal yang ada di Indonesia," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemerintah Naikkan PPN Jadi 12%, PHRI Bantul Minta Pemerintah Kaji Ulang

Bantul
| Senin, 25 November 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement